This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Wednesday 7 December 2016

Sejarah dan Asal Usul Suku Lingon Bermata Biru Asal Halmahera

Manusia bermata Biru sering kita lihat di negara-negara Eropa, namun ternyata suku bermata biru juga terdapat di indonesia? Yang tepatnya di suku pedalaman Halmahera. Suku tersebut disebut juga dengan suku Lingon. Dari warna matanya yang biru suku ini berbeda dengan suku suku bangsa yang ada di Indonesia.

Sejarah dan Asal Usul Suku Lingon Bermata Biru Asal Halmahera

Lingon adalah sebuah suku pedalaman yang mendiami Halmahera, Provinsi Maluku Utara, Indonesia yang dikenal karena memiliki ciri fisik ras Kaukasoid yakni berkulit putih, berrambut pirang, dan bermata biru, berbeda dengan suku-suku bangsa di Indonesia lainnya yang umumnya memiliki ciri fisik berkulit coklat, bermata coklat kehitaman dan berambut hitam.

Lantaran memiliki ciri fisik ala orang bule, maka nggak heran juga kalau orang-orang Lingon itu sangat cantik dan ganteng. Menurut cerita masyarakat, orang-orang Lingon memang seperti itu. Sayangnya, masyarakat Lingon sendiri seperti tidak menyadari kelebihannya itu. Menurut cerita lagi, katanya gara-gara kecantikan luar biasa gadis-gadis Lingon, mereka pernah diculik suku lain untuk dijadikan istri. Ada kabar yang mengatakan mereka sudah punah, tapi ada yang bilang juga suku Lingon sengaja menjauh agar tidak diusik.

Asal muasal

Tidak ada ceritanya orang ras Mongoloid bisa menghasilkan keturunan Kaukasoid, kecuali ada silang kawin di antara keduanya. Dengan berbekal teori ini maka dapat disimpulkan bahwa suku Lingon bukanlah orang-orang asli sini. Hal ini diperkuat dengan bukti-bukti cerita dari masyarakat sekitar yang secara tersirat seakan membenarkan hal tersebut.

Cerita muasal Lingon diawali dari karamnya sebuah kapal asal Eropa di sekitar Halmahera. Kemudian karena harus bertahan hidup, orang-orang kapal ini pun akhirnya menepi dan lama-kelamaan memasuki hutan. Lantaran susahnya akses dan lain sebagainya, mereka pun tak punya pilihan selain menetap dan akhirnya membentuk koloni sendiri yang disebut Lingon. Alasan kenapa mereka jadi primitif mungkin karena sudah terlalu lama tinggal di hutan. Pelan-pelan orang Lingon melupakan asal usulnya dan kemudian menyesuaikan diri.

Ciri Fisik

Suku Lingon bukanlah suku yang berasal dari ras weddoid, melanesia, polinesia, ataupun mongoloid seperti kebanyakan penduduk di Halmahera. Mereka termasuk dalam ras kaukasoid, sehingga tampilan fisik mereka lebih menyerupai orang Eropa seperti tubuh yang tinggi, kulit putih, rambut pirang, dan warna mata biru atau hijau.

Sampai saat ini, populasi suku Lingon masih belum diketahui keberadaannya. Dikatakan bahwa dahulu suku ini sering mendapatkan ancaman dari suku yang hidup di pesisir pantai, salah satunya adalah suku Togutil.

Orang dari suku Togutil kerap berusaha menculik gadis-gadis suku Lingon yang terkenal cantik dengan mata biru mereka. Beberapa suku setempat menganggap Suku Lingon berbahaya, lantaran dikenal memiliki ilmu sihir sehingga mereka juga kadang kala disegani.

Sumber referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Lingon

http://solo.tribunnews.com/2016/06/03/misteri-suku-lingon-suku-di-pedalaman-hutan-halmahera-yang-punya-ras-wanita-cantik-bermata-biru?page=4

Friday 2 December 2016

Sejarah dan Asal Usul Suku Rakhine Arakan Myanmar

Rakhine atau Arakan adalah salah satu kelompok etnis yang berada di Myanmar. Etnis ini adalah kelompok mayoritas di negara bagian Rakhine (sebelumnya negara bagian Arakan). Kemungkinan jumlah kelompok ini meliputi 5,53% dari jumlah penduduk Myanmar, namun hingga kini belum ada sensus yang akurat. Suku Rakhine juga tinggal di wilayah tenggara Bangladesh, terutama di Chittagong dan Barisal.


Sejarah dan Asal Usul Suku Rakhine Arakan Myanmar

Orang Rakhine memiliki banyak sebutan, sesuai di daerah mana mereka berada, yaitu: Arakenese, Magh, Maghi, Marma, Mash, Mogh, Morma, Mugg, Yakan dan Yakine.

Arti Kata Rakhine

Menurut Tawarikh Rakhine, Nama Rakhine ini berasal dari bahasa Pali dari kata "Rakhapura" berarti "tanah rakyat Raksasa (Raksasa/Rakha/Rakhine)", kata Rakhine berarti "seseorang yang memelihara ras sendiri."

Bahasa

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Rakhine. Orang Rakhine bertutur dalam bahasa Arakan, yang merupakan bentuk kuno dari bahasa Burma. Pada umumnya saling dimengerti dengan standar Burma, namun tetap memiliki style Arakan suara / r /, yang menjadi suara / j / dalam bahasa Burma. Bahasa tertulis Arakan script, pada dasarnya sama dengan script standar Burma, script Rakhawunna utara Brahmi ditemukan dalam prasasti batu di era (Wethali) Vesali, sekarang tidak lagi digunakan.

Sistem kepercayaan

Kebanyakan orang Rakhine beragama Buddha Theravada. Mereka mengklaim sebagai salah satu dari kelompok pertama yang menjadi pengikut Buddha di Asia Tenggara. Budaya Rakhine mirip dengan budaya Burma, namun lebih banyak dipengaruhi oleh budaya India akibat isolasi geografisnya dari daratan utama Burma. Pengaruh India terasa dalam sastra, musik, dan makanan Rakhine.

Sejarah

Sekelompok keturunan Rakhine, tinggal di Jalur Bukit Chittagong Bangladesh sejak abad ke-16, dikenal sebagai orang Marma. Keturunan Rakhine menyebar sejauh utara negara Tripura di India, ketika Tripura diperintah oleh raja-raja Arakan. Di timur laut India, orang-orang Rakhine disebut sebagai orang Mog

Pada beberapa abad yang lalu di Bangladesh, orang Rakhine (Arakan) adalah bajak laut yang ditakuti di Teluk Benggala, mereka meneror masyarakat di sepanjang pantai laut dan jauh di saluran sungai yang sekarang Bangladesh. Saat itu mereka disebut maghs, atau bajak laut. Nama ini menjadi nama populer dari suku ini, mereka berasal dari wilayah Arakan di Burma.

Suku Rakhine terkait erat hubungan serumpun dengan suku Bamar, Marma dan Chakma.
Menurut kronik, kerajaan independen Rakhine pertama didirikan pada tahun 3325 SM oleh Raja Marayu. Nama kerajaan tersebut adalah Dhanyawadi, yang bermakna "diberkati oleh gandum yang melimpah." Buddhisme masuk pada masa hidupnya Gautama Buddha. Menurut kronik Rakhine, Buddha sendiri mengunjungi kota Dhanyawadi pada tahun 554 SM.

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Etnis_Rakhine

http://protomalayans.blogspot.co.id/2012/05/suku-rakhine.html