Saturday, 13 July 2013

Aluk Sanda Pitunna



Aluk Todolo adalah agama leluhur nenek moyang suku Toraja yang hingga saat ini masih dipraktekkan oleh sejumlah besar masyarakat Toraja. Bahkan pada tahun 1970, Aluk Todolo sudah dilindungi oleh negara dan resmi diterima ke dalam sekte Hindu (Hinda-Toraja).

Aluk Sanda Pitunna (aluk 7777) disebarkan oleh Tangdilino' dan merupakan sistem religi yang diyakini oleh orang Toraja sebagai aluk yang diturunkan dari langit bersama-sama dengan umat manusia. Oleh karena itu, Aluk Sanda Pitunna adalah aluk tertua dan menyebar secara luas di Toraja. Sementara itu, Aluk Sanda Saratu' datang kemudian dan disebarkan oleh Puang Tamborolangi', namun Aluk Sanda Saratu' hanya berkembang didaerah Tallu Lembangna (Makale, Sangalla dan Mengkendek).

Aluk Sanda Pitunna bersumber dari ajaran agama (sukaran aluk) yang meliputi upacara (aluk), larangan (pemali), kebenaran umum (sangka') dan kejadian sesuai dengan alurnya (salunna). Aluk sendiri meliputi upacara yang terdiri atas tiga pucuk dan empat tumbuni (aluk tallu lolona, a'pa' pentaunina). Disebut tiga aIuk karena ia meliputi upacara yang menyangkut manusia (aluk tau), upacara yang menyangkut tanam-tanaman (aluk tananan) dan upacara yang menyangkut binatang (aluk patuan) dan dikatakan empat oleh karena di samping ketiga hal di atas ada lagi satu upacara yang disebut upacara suru' berfungsi untuk menembus kesalahan (pengkalossoran).

Wilayah barat

Tokoh penting dalam penyebaran aluk ini di wilayah barat Tana Toraja yaitu : Pongkapadang bersama Burake Tattiu’ yang menyebarkan ke daerah Bonggakaradeng, sebagian Saluputti, Simbuang sampai pada Pitu Ulunna Salu Karua Ba’bana Minanga, dengan memperkenalkan kepada masyarakat setempat suatu pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja “to unnirui’ suke pa’pa, to ungkandei kandian saratu yakni pranata
sosial yang tidak mengenal strata.

Wilayah timur

Di wilayah timur Tana Toraja, Pasontik bersama Burake Tambolang menyebarkannya ke daerah Pitung Pananaian, Rantebua, Tangdu, Ranteballa, Ta’bi, Tabang, Maindo sampai ke Luwu Selatan dan Utara dengan memperkenalkan pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja : “To Unnirui’ suke dibonga, To unkandei kandean pindan”, yaitu pranata sosial yang menyusun tata kehidupan masyarakat dalam tiga strata sosial.

Wilayah tengah

Tangdilino bersama Burake Tangngana menyebarkan aluk ke wilayah tengah Tana Toraja dengan membawa pranata sosial “To unniru’i suke dibonga, To ungkandei kandean pindan”. Sesuai dengan makna dan kandungan yang terdapat di dalam sistem kepercayaan Aluk Todolo, terdapat sejumlah hal yang relevan dengan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup. Jika ditelusuri jejak referensi adanya konsep pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup bagi orang Toraja, ditemukan bahwa pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup bagi orang Toraja, pertama diatur dalam sistem religi yang ada dan hal itu meliputi hampir seluruh ritus yang dilaksanakan.

Pelita Hidup
Iyatu Aluk ( = Wahyu ) tae' nah bisa na ciptakan To Lino ( Toraya ), yatu Aluk Todolo...Aluk sipammulanna iya ditampa tu Pongmula Taunna Toraya doo langi', tassu' lanamai disanganna Sauan Sibarrung tu disanganna To Karua, termasuk mo Nenek Todolo na Toraya lanto' disanga Datu' Laukku'.
Dadi...musti bisa dibedakan : umba Aluk, umba Ada', umba Budaya, umba Tradisi...tae sama nasang to'mai..??? Patarru'mi ambek-indok Dosen KTB, kuu lopa dolo meutan Bai le'..salama' melambi' sola nasang..salama' kaboro'..
Rana Dase
Aluk Sanda Pintunna, nti efektif "dibumikan" sktr Tahun 900-an bersamaan saat Puang Tandilino' mendeklarasikan Tondok Lepongan Bulan, Tana' Matarik Allo sbg nama pertamax Toraja, dgn mengutus para utusan2 pentingnya kee Wilayah Adat Toraja spt ke Duri-Enrekang, ke Toraja Barat, Tator & Torut oleh Puang Tangdilino' sendiri bersama Burake Tangngana, dan ke Pantilang oleh anakx sendiri b'nama Pasontik. 
Ada' Sanda Saratu' itu...nti muncul kemudian sktr Tahun 1050-an oleh Tamboro Langi', yang asal-usulnya tidak jelas. Efektifnya Aluk diekploitasi kedalam Ada' Sanda Saratu' itu ketika cucu uttu'nya ( anak-na Lakipada ) disangan I Petta Labattang ma'indok to Gowa sibali Petimba Bulaan ( anak-na Manaek ) lanmai Nonongan.
Note : Manae' ini cucu anak dari Puang Ambuk di Kesu'.
 Agustinus Sempang
Simbol Aluk Sanda Pitunna, secara Angka awalnya 7 angka 7, atau "7777777". Lalu kemudian orang menyebutkannya dlm ucapan kalimat verbal menjadi : Pitungsa'bu Pituratu' Pitungpulo Pitulise'...yg dlm angka menjadi "7.777".
Tetapi substansi dari Aluk Sanda Pitunna itu terletak pada "tingkatan ucapara ritulnya, yaitu :
> Pitungtodo' ( tujuh tingkatan ) lan Rambu Tuka
> Pitungtodo ( tujuh tingkatan ) lan Rambu Solo'.
Catatan : tingkatan2 dalam kedua Aluk tsb diatas..."disusun oleh Puang Tangdilino' tidak berdasarkan pertmbangan Strata Sosial/Kasta2, akan tetapi berdasarkan Kemampuan dari si empunya/penyelenggara Upacara Rambu Tuka' atau pun Rambu Solo'.
Aluk Sanda Pitunna : Tujuh Tingkatan Rambu Ti=uka', Tujuh Tingkatan Rambu Solo', yang tidak didsarkan pada Strata Kasta2, tetapi lebih pada "tingkat kemampuan yang empunya hajatan = demokratis".
Aluk Sanda Saratu' : itu Seraba Seratus...100 Tedong, 100 Babi, 100 Jonga, 100 Manuk, 100 Olo'2 alinnya...dan didasarkan pada Strata Kasta2..ini klu begini yg bisa masuk Puya hanya Taborolangi' sj..lalu yg tak punya apa2...sdh jadi hukumnya binasakah smtr hidupnya mkgn lbh benar dihadapan Sang Khaliknya...
Aluk Sanda Pitunna ( Tahun 900-an ) ya tu dolo 150 Tahun, namane bu'tu undi tu Aluk Sanda Saratu' ( Tahun 1050-an) 

0 comments:

Post a Comment