Salam sejahtera bagimu.
Sebelumnya
apa kabar semua bapak ibu saudara/I sebangsa dan setanah air. Saat ini lelaki
sumba akan mengupas tentang budaya sumba timur tempat kelahiranku, dan semoga
tulisan ini bermanfaat untuk kita semua
Baik
sambalu semua, harapan saya dengan perkembangan zaman yang dipercanggih
technology, semoga budaya kita tidak tertimbun dengan perkembangan yang sangat
cepat, tetap lestarikan budaya kita semua.
Baik
kita langsung saja, apa sebenarnya agama marapu yang disebut-sebut oleh masyarakat
sumba timur.
AGAMA MARAPU
Agama Marapu adalah agama asli yang masih
hidup dan dianut oleh orang Sumba di pulau sumba nusa tenggara timur
Agama ini
merupakan sistem keyakinan yang berdasarkan kepada pemujaan
arwah-arwah leluhur. Dalam bahasa
Sumbawa, arwah-arwah leluhur disebut Marapu
yang artinya adalah “yang dipertuan” atau “yang dimuliakan”. Itulah sebabnya
agama yang mereka anut juga disebut Marapu.
MENURUT
KEPERCAYAAN TAU HUMBA
Menurut
kepercayaan, terdapat dua macam roh, yaitu hamangu (jiwa, semangat) dan ndiawa
atau ndewa (roh suci, dewa). Hamangu ialah roh manusia selama
hidupnya yang menjadi inti dan sumber kekuatan dirinya.
Berkat hamangu
itulah manusia dapat berpikir, berperasaan dan bertindak. Hamangu akan
bertambah kuat dalam pertumbuhan hidup, dan menjadi lemah ketika manusia sakit
dan tua.
Hamangu yang telah meninggalkan tubuh manusia akan menjadi makhluk halus dengan
kepribadian tersendiri dan disebut ndiawa’’. Ndiawa juga ada dalam semua
makhluk hidup, termasuk binatang dan tumbuh-tumbuhan, yang kelak menjadi
penghuni parai marapu pula.
MARAPU
Marapu dibayangkan sebagai makhluk-makhluk
mulia yang mempunyai pikiran, perasaan, dan kepribadian seperti manusia, tapi
dengan kepandaian dan sifat-sifat yang lebih unggul. Mereka dapat berjenis
kelamin pria dan wanita serta berpasangan sebagal suami istri.
Keturunan mereka ada yang menghuni
bumi dan dianggap sebagai nenek moyang yang menjadi cikal-bakal dari
kabihu-kabihu. Secara hirarki, para Marapu dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu Marapu dan Marapu Ratu.
Marapu ialah arwah
leluhur yang didewakan dan dianggap menjadi cikal-bakal dari suatu kabihu
(keluarga luas, clan), sedangkan Marapu Ratu ialah marapu
yang dianggap turun dari langit dan merupakan leluhur dari para marapu
lainnya, jadi merupakan marapu yang mempunyai kedudukan yang tertinggi.
Setiap kabihu
mempunyai marapu sendiri yang dipuja agar segala doa dan kehendak mereka
disampaikan kepada Maha Pencipta. Para marapu diupacarakan dan dipuja
dalam rumah-rumah, terutama di rumah besar atau pusat yang disebut uma boKkuLlu
atau uma bungguru (rumah persekutuan).
Di dalam
rumah itulah dilakukan upacara-upacara keagamaan yang menyangkut kepentingan
seluruh warga kabihu, misalnya upacara kelahiran, perkawinan, kematian,
menanam, memungut hasil dan sebagainya.
MAWULU
TAU-MAJII TAU
Walaupun terdapat banyak Marapu yang
dipuja dan sering dimintai pertolongan, tetapi tujuan utama dari upacara
pemujaan bukan semata-mata kepada arwah para leluhur itu sendiri, tetapi kepada
Mawulu Tau-Majii Tau (Pencipta dan Pembuat Manusia) atau Tuhan Yang Maha
Esa.
Pengakuan adanya Yang Maha Pencipta
biasanya dinyatakan dengan kata-kata atau kalimat kiasan, itu pun hanya dalam
upacara-upacara tertentu atau peristiwa-peristiwa penting saja.
Dalam keyakinan Marapu, Tuhan
Pencipta tidak campur tangan dalam urusan duniawi dan dianggap tidak mungkin
diketahui hakekatnya sehingga untuk menyebut nama-Nya pun dipantangkan.
Sementara itu, para Marapu dianggap
sebagai media atau perantara untuk menghubungkan manusia dengan Penciptanya.
Kedudukan dan peran para Marapu itu dimuliakan dan dipercaya sebagai lindi
papakalangu – ketu papajolangu (titian yang menyeberangkan dan kaitan yang
menjulurkan, sebagai perantara) antara manusia dengan Tuhannya.
Para marapu inilah yang telah
menerima nuku - hara (hukum dan cara) atau tata tertib hidup bermasyarakat dari
Maha Pencipta yang wajib ditaati oleh manusia.
1.
Na Mapadikangu Tau (Pencipta
Manusia)
2.
Na Mawulu Tau Na Majii Tau (Yang
Membentuk dan Membuat Manusia)
3.
Na Mawulu Tanga Mata Kalindi Uru-Na
Mahangatu RI Wihi RI Lima (Yang Membentuk Alis Mata dan Batang Hidung. Yang
Menyayat Tulang Kaki dan Tulang Tangan).
4.
Na Ndiawa Tumbu-Na Ndiawa Dedi (Dewa
Yang Menumbuhkan dan Dewa Yang Menjadikan)
5.
Ina Nuku-Ama Hera (Ibu Hukum dan
Bapak Cara)
6.
Na Mapadikangu Awangu Tana (Pencipta
Langit dan Bumi)
7.
La Hupu Ina-La Hupu Ama (Ibu Segala
Ibu dan Bapak Segala Bapak)
8.
Na Ina Mbulu-Ama Ndaba (Ibu dan
Bapak Seisi Alam)
9.
Na Ina Pakawurungu-Na Ama
Pakawurungu (Ibu dan Bapak dari Seluruh Yang Ada)
10.
Na Pandanyura Ngara-Na Pandapiaka
Tamu (Yang Tidak Disebut Gelarnya dan Yang Tidak Dikatakan Namanya)
11.
Mayapa Watu Wulu-Matema Loja Lala
(Pemegang Batu Ciptaan dan Penadah Kuali Leburan)
12.
Ndiawa Mbulungu -Pahomba Mbulungu
(Jiwa dan Roh Yang Esa)
13.
Ina Bai-Ama Bokulu (Ibu Agung dan
Bapak Besar)
14.
Ina Makaluni-Ama Makaluni (Ibu dan
Bapak Yang Kudus)
15.
Na Mabokulu Wua Matana- Na Mambalaru
Kahiluna (Yang Besar Biji Matanya-Yang Lebar Telinganya, Yang dapat melihat dan
mendengar seluruhnya).
16.
Na Mailu Paniningu-Na Mangadu
Katandakungu (Yang Memandang dengan Teliti dan Meninjau dengan Tuntas, Yang
mengetahui segala perbuatan baik atau buruk dari tingkah laku manusia)
17.
Mapatandangu Manjipu-Na Mapatandangu
Mandoku Mandanga (Yang Memperha tikan yang Salah dan Menimbang yang Keliru)
18.
Na Matimba Nda Haleli-Na Mandahi Nda
Panjilungu (Hakim Yang Maha Adil)
19.
Na Kandapu Nda Ngihirungu-Na
Karangga Nda Lelingu (Bukit Yang Tak Beranjak dan Ranting Yang Tak
Bergerak,Yang Abadi)
Demkanlah artikel ini semoga
bermanfaat dan jangan lupa untuk sheere jika bermanfaat buat sesama umat yang
memiliki ragam agama badaya suku dan ras. Dan jangan lupa tetap memberikan
komentar apa bila masih ada yang belum disebut atau kurang dalam penulisan ini.
Ikuti terus blog jejak lelaki sumba
yang akan memberikan pemahaman baru untuk kita semua.
0 comments:
Post a Comment