Wednesday 8 November 2017

AGAMA MARAPU SUMBA TIMUR



Salam sejahtera bagimu.
Sebelumnya apa kabar semua bapak ibu saudara/I sebangsa dan setanah air. Saat ini lelaki sumba akan mengupas tentang budaya sumba timur tempat kelahiranku, dan semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua
Baik sambalu semua, harapan saya dengan perkembangan zaman yang dipercanggih technology, semoga budaya kita tidak tertimbun dengan perkembangan yang sangat cepat, tetap lestarikan budaya kita semua.
Baik kita langsung saja, apa sebenarnya agama marapu yang disebut-sebut oleh masyarakat sumba timur.
AGAMA MARAPU
Agama Marapu adalah agama asli yang masih hidup dan dianut oleh orang Sumba di pulau sumba nusa tenggara timur

 
Agama ini merupakan sistem keyakinan yang berdasarkan kepada pemujaan arwah-arwah leluhur. Dalam bahasa Sumbawa, arwah-arwah leluhur disebut Marapu yang artinya adalah “yang dipertuan” atau “yang dimuliakan”. Itulah sebabnya agama yang mereka anut juga disebut Marapu
MENURUT KEPERCAYAAN TAU HUMBA
Menurut kepercayaan, terdapat dua macam roh, yaitu hamangu (jiwa, semangat) dan ndiawa atau ndewa (roh suci, dewa). Hamangu ialah roh manusia selama hidupnya yang menjadi inti dan sumber kekuatan dirinya.
Berkat hamangu itulah manusia dapat berpikir, berperasaan dan bertindak. Hamangu akan bertambah kuat dalam pertumbuhan hidup, dan menjadi lemah ketika manusia sakit dan tua. 
Hamangu yang telah meninggalkan tubuh manusia akan menjadi makhluk halus dengan kepribadian tersendiri dan disebut ndiawa’’. Ndiawa juga ada dalam semua makhluk hidup, termasuk binatang dan tumbuh-tumbuhan, yang kelak menjadi penghuni parai marapu pula.
MARAPU
Marapu dibayangkan sebagai makhluk-makhluk mulia yang mempunyai pikiran, perasaan, dan kepribadian seperti manusia, tapi dengan kepandaian dan sifat-sifat yang lebih unggul. Mereka dapat berjenis kelamin pria dan wanita serta berpasangan sebagal suami istri. 
Keturunan mereka ada yang menghuni bumi dan dianggap sebagai nenek moyang yang menjadi cikal-bakal dari kabihu-kabihu. Secara hirarki, para Marapu dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu Marapu dan Marapu Ratu
Marapu ialah arwah leluhur yang didewakan dan dianggap menjadi cikal-bakal dari suatu kabihu (keluarga luas, clan), sedangkan Marapu Ratu ialah marapu yang dianggap turun dari langit dan merupakan leluhur dari para marapu lainnya, jadi merupakan marapu yang mempunyai kedudukan yang tertinggi.
Setiap kabihu mempunyai marapu sendiri yang dipuja agar segala doa dan kehendak mereka disampaikan kepada Maha Pencipta. Para marapu diupacarakan dan dipuja dalam rumah-rumah, terutama di rumah besar atau pusat yang disebut uma boKkuLlu atau uma bungguru (rumah persekutuan).
Di dalam rumah itulah dilakukan upacara-upacara keagamaan yang menyangkut kepentingan seluruh warga kabihu, misalnya upacara kelahiran, perkawinan, kematian, menanam, memungut hasil dan sebagainya.

MAWULU TAU-MAJII TAU
Walaupun terdapat banyak Marapu yang dipuja dan sering dimintai pertolongan, tetapi tujuan utama dari upacara pemujaan bukan semata-mata kepada arwah para leluhur itu sendiri, tetapi kepada Mawulu Tau-Majii Tau (Pencipta dan Pembuat Manusia) atau Tuhan Yang Maha Esa.

Pengakuan adanya Yang Maha Pencipta biasanya dinyatakan dengan kata-kata atau kalimat kiasan, itu pun hanya dalam upacara-upacara tertentu atau peristiwa-peristiwa penting saja.

Dalam keyakinan Marapu, Tuhan Pencipta tidak campur tangan dalam urusan duniawi dan dianggap tidak mungkin diketahui hakekatnya sehingga untuk menyebut nama-Nya pun dipantangkan. 
Sementara itu, para Marapu dianggap sebagai media atau perantara untuk menghubungkan manusia dengan Penciptanya. Kedudukan dan peran para Marapu itu dimuliakan dan dipercaya sebagai lindi papakalangu – ketu papajolangu (titian yang menyeberangkan dan kaitan yang menjulurkan, sebagai perantara) antara manusia dengan Tuhannya.

Para marapu inilah yang telah menerima nuku - hara (hukum dan cara) atau tata tertib hidup bermasyarakat dari Maha Pencipta yang wajib ditaati oleh manusia.
Kalimat-kalimat kiasan yang ditujukan untuk menyebut Tuhan Yang Maha Esa itu antara lain:
1.    Na Mapadikangu Tau (Pencipta Manusia)
2.    Na Mawulu Tau Na Majii Tau (Yang Membentuk dan Membuat Manusia)
3.    Na Mawulu Tanga Mata Kalindi Uru-Na Mahangatu RI Wihi RI Lima (Yang Membentuk Alis Mata dan Batang Hidung. Yang Menyayat Tulang Kaki dan Tulang Tangan).
4.    Na Ndiawa Tumbu-Na Ndiawa Dedi (Dewa Yang Menumbuhkan dan Dewa Yang Menjadikan)
5.    Ina Nuku-Ama Hera (Ibu Hukum dan Bapak Cara)
6.    Na Mapadikangu Awangu Tana (Pencipta Langit dan Bumi)
7.    La Hupu Ina-La Hupu Ama (Ibu Segala Ibu dan Bapak Segala Bapak)
8.    Na Ina Mbulu-Ama Ndaba (Ibu dan Bapak Seisi Alam)
9.    Na Ina Pakawurungu-Na Ama Pakawurungu (Ibu dan Bapak dari Seluruh Yang Ada)
10.         Na Pandanyura Ngara-Na Pandapiaka Tamu (Yang Tidak Disebut Gelarnya dan Yang Tidak Dikatakan Namanya)
11.         Mayapa Watu Wulu-Matema Loja Lala (Pemegang Batu Ciptaan dan Penadah Kuali Leburan)
12.         Ndiawa Mbulungu -Pahomba Mbulungu (Jiwa dan Roh Yang Esa)
13.         Ina Bai-Ama Bokulu (Ibu Agung dan Bapak Besar)
14.         Ina Makaluni-Ama Makaluni (Ibu dan Bapak Yang Kudus)
15.         Na Mabokulu Wua Matana- Na Mambalaru Kahiluna (Yang Besar Biji Matanya-Yang Lebar Telinganya, Yang dapat melihat dan mendengar seluruhnya).
16.         Na Mailu Paniningu-Na Mangadu Katandakungu (Yang Memandang dengan Teliti dan Meninjau dengan Tuntas, Yang mengetahui segala perbuatan baik atau buruk dari tingkah laku manusia)
17.         Mapatandangu Manjipu-Na Mapatandangu Mandoku Mandanga (Yang Memperha tikan yang Salah dan Menimbang yang Keliru)
18.         Na Matimba Nda Haleli-Na Mandahi Nda Panjilungu (Hakim Yang Maha Adil)
19.         Na Kandapu Nda Ngihirungu-Na Karangga Nda Lelingu (Bukit Yang Tak Beranjak dan Ranting Yang Tak Bergerak,Yang Abadi)

Demkanlah artikel ini semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk sheere jika bermanfaat buat sesama umat yang memiliki ragam agama badaya suku dan ras. Dan jangan lupa tetap memberikan komentar apa bila masih ada yang belum disebut atau kurang dalam penulisan ini.
Ikuti terus blog jejak lelaki sumba yang akan memberikan pemahaman baru untuk kita semua.

0 comments:

Post a Comment